Recent Posts

ARTIKEL IKATAN SENYAWA KOVALEN DAN JENISNYA

Minggu, 05 Maret 2017
ARTIKEL KIMIA ORGANIK TEORI

C:\Users\ACER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20161012134229.jpg


BUNG SURYA WENIGATI
NIM : PO530333216106
TINGKAT I REGULER A

JURUSAN FARMASI

2016/2017

IKATAN SENYAWA KOVALEN DAN JENISNYA
Hai sobat, pada artikel ini saya akan membahas tentang ikatan kovalen beserta jenisnya.
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939Awalan co-berarti bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi". Ikatan kovalen juga merupakan salah satu ikatan kimia yang terjadi akibat penggunaan pasangan elektron bersama, dimana hanya bisa dilihat dengan struktur Lewis.
Ada beberapa atom yang sukar melepas atau menerima elektron karena memerlukan atau membebaskan energi yang besar untuk berlangsungnya proses tersebut. Untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia, atom-atom ini saling berikatan melalui pemakaian pasangan elektron bersama. Pemakaian pasangan elektron bersama terjadi pada atom-atom nonlogam. Ikatan antaratom nonlogam yang terjadi melalui pemakaian pasangan elektron bersama disebut ikatan kovalen. Untuk bisa melihat bagaimana ikatan kovalen terjadi kita harus memahami  terlebih dahulu  struktur Lewis. Dimana struktur Lewis merupakan Penggambaran distribusi elektron dalam suatu struktur molekul dengan menggunakan tanda elektron . Tanda elektron yang digunakan, biasanya berupa tanda titik (.) dan tanda silang (x).
Perhatikan contoh pembentukan ikatan kovalen tunggal pada senyawa CH4  berikut ini. Konfigurasi elektron atom 6C: 2, 4. Jadi, atom C memiliki 4 elelktron valensi. Pada pembentukan CH4, elektron dari H berpasangan dengan elektron dari atom C. Dalam atom C terdapat empat elektron yang tidak berpasangan sehingga untuk memenuhi kaidah oktet diperlukan empat atom H


Pada setiap atom H yang dilingkari , terdapat dua elektron (duplet) dan pada atom C yang dilingkari terdapat delapan elektron (oktet). Tanda titik (.) dan tanda silang (x) hanya notasi yang digunakan untuk membedakan elektron yang berasal dari atom C dengan elektron yang berasal dari atom H. Perhatikan pula bahwa pasangan elektron yang digunakan bersama dapat ditandai dengan garis. 
Struktur  lewis dalam bentuk garis yang diambil contohnya dari ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa CH4, dinamakan ikatan kovalen tunggal.
Sobat sekarang saya mau membahas tentang macam – macam jenis ikatan kovalen yaitu :
1.      Menurut jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama, ikatan ini dibagi menjadi:

·         Ikatan kovalen tungggal
Tunggal di sini bermakna elektron yang dishare bersama antar 2 atom yang beriktatan berjumlah sepasang. Masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron. Coba sobat amati struktur lewis dari senyawa metana (CH4) seperti gambar di bawah ini :
                                     
                     
Untuk mencapai kestabilan atom C perlu 4 buah elektron dan atom H memerlukan 1 buh elektron untuk tiap atomnya. Aton karbon bisa mengikat 4 atom karbon secara bersamaan. Setiap ikatan atom C dengan tom H melibatkan sepasang elektron sehingga dinamakan ikatan kovalen tunggal.
·         Ikatan kovalen ganda (rangkap 2)
                
Sobat coba ingat kembali  saat belajar biologi, pasti akrab dengan senyawa berbentuk gas seperti CO2 dan O2. Keduanya dibutuhkan makhluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuhan. Karbodioksida (CO2) dan oksigen adalah contoh dari ikatan kovalen ganda yaitu ikatan kovalen yang setiap ikatan antaratom melibatkan 2 pasang elektron (4 buah). Untuk mencapai kondisi stabil, atom karbon (C) memerlukan 4 buah karena ia telah memiliki 4 buah elektron valensi. Atom O memerlukan 2 buah eletron untuk mencapai kestabilan. Oleh karena itu, 1 atom karbon akan mengikat 2 buah atom oksigen. Masing-masing ikatan C dengan O melibatkan 2 pasang elektron (ikatan kovalen ganda).
    
·          Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga dibentuk oleh atom-atom nonlogam yang meyumbangkan tiga elektron tidak berpasangan untuk berikatan sehingga memenuhi kaidah oktet. Contoh senyawa yang mengandung ikatan kovalen rangkap tiga adalah senyawa N2. Dalam struktur Lewis molekul N2, atom N memiliki tiga elektron yang tidak berpasangan. Jika dua atom N  berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan membentuk struktur lewis sebagai berikut:
1.      Jenis-jenis ikatan Kovalen berdasarkan kepolarannya sebagai berikut :
·         Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas  yang lebih tinggi daripada atom yang lainnya. Atom yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi mempunyai tarikan elektron yang lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai elektronegativitas tinggi. Dengan kata lain, akan menjauhi atom yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar menjadikan molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan membuat molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar lain relatif lemah. Ilustrasi ikatan kovalen polar seperti Contoh ikatan kovalen polar:

Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.

                       

Contoh senyawa kovalen polar adalah NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. sobat ini salah satu contoh struktur Lewis untuk senyawa PCl3 dan H2O berikut:
 
·         Ikatan kovalen non polar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan elektronnya secara setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron yang sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin kuat ikatannya.

Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik. Ikatan kovalen nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom yang mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat. Pernyataan tesebut benar, namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom penyusunnya adalah sama) maka elektronegativitas juga sama.
Contoh ikatan kovalen non polar :
Misalnya pada Iodine (I). Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

 
Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan bersifat nonpolar adalah CH4, BH3, BCl3, PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah satu ikatan kovalen non Polar dari CH4 berikut:
                            

·         Ikatan kovalen koordinasi                                                                    

Jenis ikatan kovalen ini adalah ikatan kovalen yang terbentuk apabila elektron yang digunakan bersama tidak berasa dari masing-masing atom yang berikatan melainkan dari hanya salah satu atom. Atom lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.   Analogi mudahnya begini sobat ,jika pada ikatan kovalen koordinasi sama kaya saya mempunyai kompor dan sobat mempunyai panci dan kemudian kita menggunakannya bersama untuk membuat mie rebus. Kalau koordinasi digambarkan dengan anak panah kecil yang arahnya menuju atom yang menerima kovalen koordinasi, saya punya kompor dan saya juga yang punya panci lalu saya putuskan sharing dengan sobat sehingga bisa digunakan bersa.   Dalam struktur lewisnya ikatan kovalen pasangan elektron.

Contoh:
Ikatan kovalen pada molekul Sulfur Trioksida (SO3). Jika sobat lihat konfigurasi elektron dari atom sulfur (belerang) [2, 8, 6] ia memiliki 6 elektron dan hanya membutuhkan tambahan 2 elektron. Tapi dalam senyawa SO3 ada 3 ikatan kovalen rangkap. Otomatis hanya ada 1 ikatan kovalen biasa dan selebihnya hanya ikatan kovalen koordinasi. Contoh ilustrasinya  di bawah ini:
      
Sobat harus mengetahui bahwa ikatan kovalen koordinasi juga sering disebut ikatan kovalen semi polar. Hal ini disebabkan oleh pasangan elektron yang digunakan bersama hanya berasal dari satu atom yang memiliki elektron tersebut dibandingkan dengan atom yang hanya memakainya. Elektron akan cenderung mengutub kea rah atom yang punya elektron sehingga terbentuk ikatan semipolar.
Sobat, adapun sifat – sifat dari senyawa kovalen seperti :
·         Senyawa dengan ikatan kovalen umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah. Pada senyawa ikatan kovalen seperti H2, O2, N2, Cl2, HCl, dan CO2 memiliki wujud gas dalam suhu ruangan.
Titik didih dan titik leleh rendah disebabkan gaya tarik menarik antar molekulnya sangat lemah.
Sobat lihat air, ia memiliki titik didh 100o C (relatif rendah) hal ini bukan disebabkan oleh ikatan kovalennya melainkan lemahnya ikatan antar molekul air. Inilah yang menyebabkan air mudah menguap menjadi berwujud gas (uap air). Saat berbentuk uap air ikatan kovalen antara H dengan O tidak terputus hanya ikatan antar molekulnya yang terputus.
·         Senyawa Kovalen pada umumnya tidak laru dalam pelarut polar (ex. air) tetapi larut dalam pelarut alkohol, eter, dan pelarut non polar atau pelarut organik lainnya seperti minyak tanah, bensin, aseton, dan lain-lain.
·         Pada dasarnya senyawa kovalen tidak dapat menghantarkan arus listrik. Akan tetapi untuk senyawa kovalen polar bisa menjadi penghantar listrik dengan kualitas buruk. Dalam larutan senyawa kovalen polar terkandung ion-ion (semu) yang menjadikan larutan bersifat elektrolit lemah.

                       
DAFTAR PUSTAKA

1.      Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat  Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2.      Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3.      Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
4.      Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar