Seiring dengen perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kesehatan, problematika dalam pengadaan obat menjadi semakin rumit, baik karena formulanya dan cara pembuataan obat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkanlah seseorang yang dapat mendalami keahlian dalam pembuatan dan peracikan obat. Sehingga pada tahun 1240 SM Raja Jerman Frederick menyadarinya dan memberikan perintah untuk memisahkan dengan resmi antara Kedokteran dan Farmasi. Perintah tersebut sekarang dikenal dengan Dektrit Two Silices. Dari sinilah sejarah farmasi ini berasal, sehingga para ahli mengambil kesimpulan bahwa akar ilmu kedokteran dan ilmu kefarmasian ialah sama.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi
tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta
pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan
obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata
farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 – 1600an.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh besar yang berjasa terhadap terbentuknya ilmu farmasi :
1. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat
sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat
obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya
2. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran”
dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis
tumbuhan.
3. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit
dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
4. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode
pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan
obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan
pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab
untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
5. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi
efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia
mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia
adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan
toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji
praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum
obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf
Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald
Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain
menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat,
hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep
tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
- Perkembangan Ilmu Farmasi
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).
0 komentar:
Posting Komentar